Indonesia
Sebagai Pusat Fashion Muslim Dunia
di Tahun
2020, Mungkinkah Terwujud?
Banyak fakta, angka dan data yang menunjukkan bahwa Industri Pakaian Muslim yang di Luar negeri disebut Modest Fashion , menjabarkan adanya kenaikan signifikan dan sedang berada dalam top 5 trend Fashion .
Melihat
peluang yang menjanjikan tersebut, kalangan industri fashion dunia memberi perhatian pada
pakaian muslim. Sejumlah merek global, mulai dari kelas high-endhingga high-street fashiontergerakmerilis
koleksi modest fashion, di antaranya DKNY,
Oscar de la Renta, Tommy Hilfiger, Dolce & Gabbana,
Zara, Mango, Uniqlo,
dan H&M. Beberapa
ritel high-end, seperti Moda
Operandidan Net-a-Porter pun
tak ketinggalan melakukan kampanye “Ramadhan Style”.
Begitu
pula fenomena yang terjadi di tanah air. Sebagai negara dengan penduduk
beragama Islam terbesar di dunia, praktis kebutuhan akan pakaian muslim begitu
tinggi. Indonesia menjadi pangsa pasar konsumsi pakaian muslim terbesar ke-5 di
dunia,setelah Turki, Uni Emirat Arab, Nigeria, dan Saudi
Arabia. Sedangkan eksportir terbesar pakaian muslim adalah Cina ,
India ,
dan Turki. Memenuhi kebutuhan pasar lokal yang terus melonjak, semakin
marak pelaku fashion muslim yang bermunculan serta semakin gencar
penyelenggaraan event fashion muslim dari skala kecil hingga besar. Duh Kita yang User nya terbanyak aja , industri masih kalah cepat di banding negara negara tersebut di atas ya ..
Menyadari
bahwa fashion muslim sebagai komoditi paling potensial untuk memasuki pasar
internasional, pemerintah pun mencanangkan Indonesia sebagai pusat fashion
muslim di tingkat Asia pada tahun 2018 dan tingkat dunia di tahun 2020. Menjadi kiblat
mode muslim dunia, berarti menjadi
pusat inspirasi atau tren, pusat standarisasi kualitas, pusat produksi, dan pusat belanja. Walaupun terbilang terlambat , tapi memang para designer dan pekau bisnis Fashion Muslm memerukan dukungan penuh dari Pemerintah seperti sekarang ini .
Untuk
mewujudkan cita-cita mulia tersebut tentu bukan hal yang mudah. Diperlukan
kesiapan sektor industri fashion dari hulu hingga hilir, termasuk supply chain (rantai pasokan), mulai dari
pra-produksi,
produksi, pemasaran, hingga distribusi. Sehingga mutlak
dibutuhkan peran serta dari seluruh pihak, baik
yang terkait langsung maupun tidak terhadap industri fashion di Indonesia.
Mulai dari pengusaha fashion muslim (brand), produsen tekstil, pusat
perbelanjaan (mall), institusi swasta, pemerintah, bahkan media massa untuk
menjalin komunikasi, koordinasi yang sinergis, dan upaya yang konkret dan
berkelanjutan.
Target Indonesia sebagai sentra mode muslim dunia telah
dicetuskan sejak tahun 2010. Dalam rentang waktu 6 tahun, terlihat semakin
ramai pemain yang menawarkan keragaman gaya busana muslim yang berhasil
diterima pasar lokal. Namun, apakah mereka benar-benar siap menggarap pasar
global dan bersaing dengan pelaku dari seluruh dunia? Bukan hanya perkara
desain, namun juga kendala yang selama ini dihadapi praktisi industri mode di
tanah air, antara lain persoalan produksi, pemasaran, dan distribusi. Bagaimana
pula dengan kontribusi atau kebijakan pemerintah sejauh ini?
Seluruh pihak terkait tampaknya masih cenderung berjalan
sendiri-sendiri, belum terkoordinasi secara optimal. Sebenarnya, seberapa
serius seluruh stakeholder dalam
merealisasikan cita-cita bersama tersebut? Dalam kurun waktu 4 tahun yang
tersisa, mungkinkah kita dapat mempercepat dan memperkuat langkah sehingga
menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia bukan sekadar impian
belaka?
Muslim
Fashion Festival Indonesia 2016
Begitu
banyak pekerjaan yang harus dilakukan seluruh stakeholder dalam mengarahkan Indonesia sebagai sentra fashion
muslim dunia. Menyadari realita tersebut, Indonesian
Fashion Chamber (IFC) yang didukung oleh Hijabersmom Community (HmC) sebagai strategic partner dan Ditali
Cipta Kreatif sebagai organizer,
berupaya melakukan langkah konkret yang berkesinambungan dengan menggelar Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST)
sebagai ajang untuk memasarkan keragaman gaya busana muslim kreasi desainer dan
label Indonesia. Mulai dari gaya konvensional hingga gaya urban untuk memenuhi
berbagai selera konsumen di pasar lokal maupun internasional. “Kehadiran Muslim
Fashion Festival Indonesia untuk ikut menyokong industri fashion muslim di
Indonesia. Dengan terwujudnya Indonesia sebagai pusat fashion muslim dunia akan
menggerakkan perekonomian nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat,” papar Ali Charisma, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber
(IFC).
MUFFEST
Indonesia yang akan digelar pertama kalinya pada 25-29 Mei 2016 di Plaza
Selatan, Istora Senayan, Jakarta akan mengusung tema #ScreenshootTheLook. Untuk meningkatkan
kompetensi produk fashion muslim Indonesia agar dapat bersaing di pasar global,
MUFFEST Indonesia mengarahkan pada ready
to wear craft fashion dengan
mengoptimalkan kekayaan budaya lokal yang mengacu pada Indonesia Trend
Forecasting (Muslim Fashion Trend) 2017/2018.
“Melalui tema
tersebut, kami ingin menggaungkan keragaman style
busana muslim Indonesia agar tersebar luas hingga ke tingkat internasional.
Dengan aktivasi branding yang salah
satunya memanfaatkan teknologi sosial media ini agar mata dunia menengok ke
Indonesia,” tutur Taruna K. Kusmayadi, Project Director Muslim Fashion Festival
Indonesia 2016.
Dengan komitmen memberikan kesempatan
kepada desainer dan label busana muslim Indonesia untuk meningkatkan kompetensi
produk sekaligus memperkuat pondasi bisnisnya, MUFFEST Indonesia 2016 menggelar
rangkaian kegiatan berupa fashion show,
exhibition (pameran dagang), seminar/talkshow,
workshop, competition, community
gathering, trend installation, bahkan dilengkapi dengan Kuliner Halal persembahan dari Ikatan Pengusaha Muslim
Indonesia (IPEMI).
Designers yang menghadirkan karyanya di #MUFFEST |
MUFFEST
Indonesia 2016 akan menggelar fashion
show yang menampilkan ragam karya desainer dan label busana muslim tanah
air, di antaranya Ria Miranda,
Jenahara, Irna Mutiara, Restu Anggraini, Hannie Hananto, Itang Yunasz, Deden
Siswanto, Ali Charisma, Sofie, Nuniek Mawardi, Monika Jufry, Najua Yanti, Norma Hauri, Ina Priyono, Khanaan
Samlan, Oka Diputra, Dwi Iskandar, Eridani, dan NurZahra. Selain itu, MUFFEST
Indonesia 2016 akan menghadirkan
rancangan desainer perwakilan Malaysia Fashion Week dan sejumlah desainer dari Turki, Italia, Rusia, Uni Emirat
Arab, dan Bangladesh yang tergabung dalam Islamic Fashion and Design Council
(IFDC).
Lebih
dari 200 label fashion muslim mebngambil bagian di area Exhibitors yang memperkuat konsep ritel atau B2C (Business
to Customer) sekaligus mengarah pada B2B (Business to Business) dengan
mendatangkan buyer lokal dan
internasional. MUFFEST Indonesia bukan sekadar fashion event, melainkan sebagai fashion movement yang mensosialisasikan kebanggaan terhadap produk
buatan lokal serta meningkatkan kepedulian sosial dan lingkungan hidup.
Penyelenggaraan MUFFEST Indonesia 2016
didukung penuh
oleh para stakeholder, mulai dari pihak
pemerintah (Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata, dan Badan Ekonomi Kreatif) dan pihak sponsor yaitu Wardah
sebagai Official Cosmetic, Bank Rakyat
Indonesia sebagai Official Bank, Blibli.com, Elzatta
& Dauky by Elhijab, Chanira, Sarung Mangga, Sunsilk, Argo Apparel Group,
Uber, dan RS Awal Bros.
MUFFEST
Indonesia diharapkan menjadi langkah kecil yang konkret dan terus berkelanjutan dalam menetaskan
pelaku industri fashion muslim yang tak hanya punya kreativitas tinggi, namun
juga memiliki pondasi bisnis yang solid. Dengan meningkatkan kompetensi fashion muslim
Indonesia agar diterima di pasar lokal secara luas, sehingga mempermudah langkah
untuk ekspansi ke pasar global. Dengan begitu,
mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode muslim dunia, bukan lagi sekadar
impian.
Modest Fashion Indonesia - Go Global Be Champion in Local !
Komentar