Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Hakikat Suami Istri
📆 2 Feb 2018, � Ust. Jalaludin Asy-Syatibi
� Ditulis oleh Supri dan Karin
I. Hakikat Suami dan Istri yang Pertama.
(sebagai pakaian antara satu sama lainnya)
Secara hakikat, suami dan istri keduanya memiliki peran sebagai pakaian antara satu sama lain. Dari
QS. Al Baqarah ayat 187, Allah menyebutkan yg artinya
"...mereka (istri) adalah pakaian bagimu, dan kalian adalah pakaian bagi mereka.."
Apa yang dimaksud Suami Istri sebagai pakaian?
Syaikh FahruRazi menjelaskan makna pakaian di dalam Al Quran menjadi setidaknya kepada 4
bagian.
1. Sebagai penutup aurat.
Dalam konteks suami istri, menutup aurat, memiliki makna hakiki/zhahir dan juga makna ma'nawi.
a. Makna zhahir menutup aurat
- Hendaknya suami dan istri menutup auratnya di hadapan yang bukan halalnya. Aurat suami adalah
dari pusar hingga ke lutut. Aurat istri adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan tangan (baik depan
maupun punggung tangan).
- Proses 'ibadah suami istri' adalah aurat yang harus ditutupi.
Rasulullah SAW melarang kita menceritakan apa yang terjadi kepada pihak lain.
Dalam hal ini, Allah memberikan panduan agar suami dan istri menjaga 3 waktu yang berperan
sebagai aurat. Tiga waktu ini adalah (1) Sebelum subuh (2) setelah dzuhur ketika menanggalkan
pakaian (3) setelah shalat Isya' (lihat QS. An-Nur:58)
Pada 3 waktu tersebut, Allah memerintahkan agar para anak yang belum baligh, untuk meminta izin
sebelum memasuki kamar orangtuanya. Jika anak yang belum baligh (belum akil) saja harus meminta
izin, apa lagi yang sudah baligh.
Lalu bagaimana dengan anak yang masih kecil dan belum mengerti adab mendatangi orangtuanya?
Maka hal ini adalah isyarah bahwa anak yang telah selesai masa ASI nya, hendaknya memiliki kamar
yang terpisah.
Sebegitu pentingkah?
Ya.. Suami dan istri adalah pakaian yang saling menutupi bahkan di hadapan anak usia dini. Jangan
sampai mereka merasakan, melihat, dan mendengar apa-apa yang belum layak mereka rasakan,
bahkan hingga hal sekecil desahan sekalipun.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Batas usia ideal anak untuk tetap satu kamar adalah hingga usia sapih. Usia sapih yang dimaksud
adalah 30 bulan dikurangi masa kehamilan.
Jika hamilnya 6 bulan, maka ASI setelah lahir adalah 24 bulan.
Jika hamilnya 9 bulan, maka usia sapih adalah 21 bulan.
Menyusui melebihi waktu tersebut tidak haram, hanya saja berarti istri dan suami memberikan lebih
dari yang patut disempurnakan.
b. Makna Maknawi Menutup Aurat adalah menutup segala keburukan dan kejelekan masing-masing
pasangan. Sebelum menikah, setiap dari kita memiliki lebih dan kurang.
Salah satu fungsi dari memiliki suami/istri, adalah memiliki 'pakaian' yang akan menjaga berbagai
rahasia diri, kekurangan, dan keburukan diri masing2.
Maka, seharusnya, setelah menikah seseorang akan lebih terjaga kehormatannya. Apa yang menjadi
kekurangannya terjaga , terminimalisir, bahkan seiring dengan waktu harapannya akan hilang.
Adalah bertentangan dengan hakikat suami dan istri, jika setelah menikah, aib istri justru tersebar
melalui suaminya dan aib suami justru tersebar melalui istrinya. Dalam situasi demikian, berarti
peran pakaian dalam pernikahan secara maknawi, tidak berfungsi.
2. Menghangatkan
Fungsi pakaian yang kedua adalah menghangatkan.
Rasulullah SAW beruzlah ke gua hira berhari-hari. Dalam satu masa, hingga 40 hari lamanya. Oleh
orang mekkah, gunung tempat gua Hira disebut juga sebagai Jabal Nur, gunung cahaya, karena
gunung inilah yang pertama kali menerima cahaya (letaknya paling tinggi). Letak gua hira pun adalah
tempat yang berangin kencang. Maka ketika pulang setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah
SAW berada dalam dingin yang bermakna dua hal: dingin secara fisik, dan dingin secara psikis (stres).
Maka kehadiran Khadijah ra sebagai istri Rasulullah SAW, adalah membantu Rasulullah SAW
menghilangkan rasa dinginnya.
Khadijah menyelimuti Rasulullah SAW dan menghangatkan hati Rasulullah dengan menghiburnya.
Mengingatkan Rasulullah SAW terhadap kebaikan-kebaikan beliau dab mengajak beliau menemui
paman Khadijah. Melalui paman Khadijahlah (Waraqah bin Naufal), Rasulullah SAW kemudian
diyakinkan oleh pihak lain bahwa Rasulullah berada di jalan yang benar dan beliau tidak gila.
3. Mendinginkan yang panas
Fungsi ketiga dari pakaian adalah mendinginkan yang panas.
Dalam rumah tangga, ujian dan tantangan adalah hal yang sewajaenya terjadi. Masing-masing
keluarga memiliki ujiannya masing-masing:
ada yang melalui anaknya, atau justru belum dikaruniakan anak..
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
ada yang ujiannya adalah ekonomi..
ada yang ujiannya adalah kondisi masyarakat sekitar.. dsb..
Di zaman mekkah, Rasulullah SAW diuji oleh tekanan politik yang keras. Hinggakan kondisi politik
tersebut menyebabkan Rasulullah SAW dan oara Sahabat di boikot selama 3 tahun. Dalam kondisi
seperti itu, Khadijah senantiasa hadir di sisi Rasulullah SAW untuk mendukung dakwah beliau tanpa
keraguan.
Keseluruhan taat seorang Khadijah kepada Allah telah menjadikan beliau sebagai salah satu wanita
pemuka surga. Tidak ada yang berhak menjadi pendampingnya kecuali suami yang paling mulia pula
yakni Rasulullah SAW.
4. Sebagai Perhiasan
Fungsi ke empat dari pakaian adalah sebagai penghias.
Secara hakikat, seharusnya setelah menikah baik suami dan istri akan semakin indah.
Indah dalam arti zhahir maupun bathin.
Secara zhahir:
Setelah menikah, adalah pahala bagi suami dan istri untuk semakin memperindah diri di hadapan
suami/istri masing-masing.
Fenomena yang banyak terjadi saat ini justru terkadang sebaliknya. Suami lebih memperhatikan
penampilan ketika di kantor, dan tidak merawat diri di rumah. Istri justru banyak berdandan ketika
keluar rumah, dengan parfum semerbak, sementara di hadapan suami justru sebaliknya.
Secara maknawi,
Ketika Allah telah menghadirkan suami/istri, seharusnya keindahan dalam diri kita akan jauh
semakin dalam hingga ke hati dan perbuatan.
Keindahan secara zhahir sifatnya adalah semu yang akan terkikis oleh usia dan godaan dunia lainnya.
Namun, keindahan yang bermula dari hatilah yang akan semakin menyerbakkan aroma dan warna
warni sakinah, mawaddah, dan rahmah dalam rumah tangga.
II. Hakikat Ke-Dua suami dan Istri
Istri diibaratkan sebagai ladang, dan suami diibaratkan sebagai yang menanam (petani).
Jika dalam ayat sebelumnya suami dan istri memiliki peran sama yakni pakaian, di dalam QS. Al
Baqarah ayat 223, Allah menjelaskan peebedaan hakikat antara suami dan istri. Istri diibaratkan
sebagai ladang, dan suami diibaratkan sebagai yang menanam (petani).
Ayat ini memiliki dua tafsiran makna umum.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
a. Dalam kaitannya dengan membuahkan keturunan yang baik.
Seorang petani yang ulung, maka ia akan memilih
- lahan terbaik (wanita sebagai istrinya)
- mempersiapkan lahan dengan perawatan terbaik
- benih terbaik (dari dirinya)
- di saat terbaik (bukan waktu yg diharamkan, terjaga, dsb)
- dengan cara terbaik (silahkan pelajari adab2 ibadah khusus suami istri)
Setelah benih tertanam pun, maka petani ulung akan
- memberikannya perawatan terbaik
- lingkungan terbaik
- mempersiapkan panen dengan cara terbaik
dst.
Maka, seluruh proses sejak memilih pasangan hingga anak menjadi besar adalah satu kesatuan utuh
dari harapan menuai keturunan yang shalih dan shalihah.
b. Menanam dalam kaitannya membuahkan amal shalihah dari kalimah thayyibah.
Makna kedua dari mananam di ladang adalah secara maknawi seorang suami akan menuai benih
yang ia tanamkan agar menjadi pohon yang kuat, berbuah lebat, dapat dipetik sepanjang masa.
Di dalam Al Quran, benih terbaik yang dapat kita tanam adalah kalimatan thayyibah, perkataan2
yang baik (lihat QS. Ibrahim: 24).
Seorang suami bertanggung jawab merawat, membina, membimbing istrinya dalam hal kebaikan.
Seorang petani yang ulung, akan
- memilih lahan terbaik (wanita shalihah)
- mengenali jenis tanah yang akan ia tanam (proses saling mengenal sepanjang masa)
- Benih apa yang akan ia tanam (nasehat2 kebaikan)
- kapan masa terbaik untuk menanam (seni dalam menasehati)
- bagaimana cara perawatan terbaik (pembinaan istri)
- kapan harus dituai dst.
Buah yang dapat dipetik sepanjang masa adalah buah yang dapat hidup dan merekah di berbagai
musim, musim panas, dingin, semi, gugur, kering, hujan.
Apabila seorang suami mampu membina seorang wanita sebagai istrinya dengan pembinaan terbaik,
niscaya ia akan menuai buah keberkahan bertambah-tambah, dalam 'musim' apapun, keadaan sulit
dan lapang, senang dan sedih, kaya dan cukup, dan seterusnya.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Pohon yang kuat adalah yang akarnya memancar ke bumi, dan cabangnya memancar ke langit. Maka
istri yang dituju adalah istri yang kuat pegangannya kepada Allah SWT, yang keberkahannya meluas
ke mana2, meneduhkan yang berteduh, memberi buah bagi yang membutuhkan.
Maka, hakikat seorang suami bukan hanya memberi nafkah lahir bathin, namun juga merawat
ladang yang Allah titipkan padanya, agar tercapai kebahagiaan dunia akhirat atasnya.
III. Hakikat Suami Istri bagian 3
Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda secara fungsi dan fitrah.
"...dan laki-laki tidak sama dengan perempuan.." (QS. Ali Imran: 36)
Allah telah mempersiapkan perempuan secara fisik maupun psikis untuk (1) Hamil (2) Melahirkan (3)
Menyusui.
Sesabar dan sekuat apapun seorang laki-laki, tidak akan ada yang mampu menggantikan ketiga
peran wanita yang disebut di atas.
Sementara laki-laki Allah persiapkan fisik dan psikisnya untuk menjadi Qawwam (lihat QS.An-Nisa:
34). Seunggul apapun wanita, Qawwam adalah fitrah dan peran seorang laki-laki.
Apa yang dimaksud dengan Qawwam?
Setidaknya ada 6 hal yang perlu dipahami dari makna Qawwam. Ust Jalal mengatakan sebetulnya
ada lebih banyak dari itu.
(1). Qawwam yang berasal dari kata Qāimun, yang berarti yang mengurusi urusannya (wanita)
(2) Muaddib, yakni Pendidik. Maka seorang suami bertanggung jawab mendidik istri dan
keluarganya.
(3) Roin, yang memimpin agar yang dipimpinnya berada dalam kebaikan.
(4). Musallithun 'ala ta'dhibihim, berasal dari kata Sulthān, yang artinya adalah yang menguasai
(arena) untuk mengurusi menyayomi. Contoh: menguasai ilmu dan segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk mendidik.
(5) Mudābbir: Yang mengatur
(6) Mushlih: Yang memperbaiki, merevisi.
Dari 6 fungsi ini saja, makna Qawwam begitu dalam. Di dalam terjemah n seringkali ditulis dengan
satu kata yakni Pelindung. Harapannya para pembaca dapat menghayati makna Qawwam sebagai
pelindung yang perannya mencakup keseluruhan 6 fungsi di atas.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
IV. Hakikat Suami Istri yang ke-4
Kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sama dalam peluang pahala.
Berbeda fungsi tidak serta merta menjadikan perempuan lebih unggul dari laki-laki atau sebaliknya.
Dalam beramal shaleh, Allah tidak membeda2kan.
"...Sesungguhnya Aku tidak menyinyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
dan perempuan...." (QS. Ali Imrān: 195)
Asma' binti Yazid suatu hari mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya kepada Nabi SAW,
“Wahai Rasulullah, aku mewakili kaum perempuan datang menghadapmu. Jihad diwajibkan Allah
kepada kaum laki-laki. Jika menang, maka mereka akan mendapat pahala, dan jika gugur, mereka
hidup di sisi Tuhan dan memperoleh limpahan rezeki. Sementara kami, kaum perempuan, senantiasa
menemani mereka disaat suka dan duka. Lalu, apa yang kami dapatkan?”
Rasulullah kemudian bersabda,
“Sampaikanlah pada setiap perempuan yang engkau temui, bahwa menaati suami (salam kebaikan)
dan memenuhi hak-haknya bisa menyamai pahala jihad. Tapi, hanya sedikit di antara kalian yang
melakukannya.”
(diambil dari HR. Al-Bazzar)
Meskipun demikian, Allah tetap memberi peluang jihad bagi para perempuan dalam kondisi-kondisi
tertentu.
Contoh lain adalah mengenai perginya seorang perempuan ke masjid. Islam memberikan kebebasan
luar biasa. Perempuan tidak diharuskan ke masjid, tapi juga tidak pula boleh dilarang.
V. Hakikat Suami Istri kelima
Baik laki-laki maupun perempuan dapat saling mengungguli satu sama lain (lihat QS. An-Nisa: 34)..
Laki2 dapat menjadi lebih unggul dari perempuan, begitupun sebaliknya.
Pada Qs. An-Nisa :34 kata “ba’dhahum” ilmu ma’ani mafhumu mukhalafah
Unggul itu dengan apapun kelebihan yang mereka miliki, baik laki2 maupunperempuan; bisa secara
ilmu, secara ibadah, dan juga dengan nafkah...
Di dalam bahasa arab ada Idhafat, co: produk bandung, orang cianjur, rasul Allah, nua kata tapi satu
maksud.
Idhafat menyimpan makna: untuk, atau dari, atau di.
Rasulullah: utusan kepunyaan untuk Allah, dari Allah
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Ba’dhahum: Sebagian dari mereka (laki2) unggulkan , berarti sebagian dari mereka tidak unggul (non
harta)... dan Allah mengkhususkan Harta...
Tapi qawwam tetap kepada suami... suami ketika diungguli dalam hal tertentu harus menerima
dengan bijaksana...
VI dan VII. Hakikat Suami Istri keenam dan ketujuh
Suami dan Istri bisa menjadi musuh satu sama lain dan juga menjadi sahabat.
"Wahai orang2 yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak2mu ada yang menjadi
musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu
santuni serta ampuni, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"
(QS. At-Taghabun (64): 14)
Jika istri dan anak bisa menjadi musuh, maka istri dan anak pun dapat menjadi Sahabat.
Maka tugas kita adalah bagaimana agar suami dan istri dapat menjadi Sahabat, menjadikan rumah
tangganya sebagai Baiti Jannati (rumahku surgaku).
(1). Memperbanyak Taubat
Jika menemukan bahwa rumah tangga masih jauh dari Surga, maka Allah telah mengisyarahkan
ubtuk bertaubat.
Nabi Adam a.s dan Hawa dikeluarkan dari surga, tapi kemudian keduanya bertaubat, maka Allah
berikan kepada mereka petunjuk dan jalan untuk kembali surga.
(2) Pemaaf dan banyak meminta maaf
Salah satu yang disebutkan dalam ayat di atas tadi (64:14), Allah memerintahkan untuk memaafkan
dan menyantuni.
Dalam konflik apapun, ada pihak yang merasa benar dan merasa salah. Jika merasa benar, maka
perannya adalah untuk banyak-banyak memaafkan.
Jika merasa salah, segeralah meminta maaf dengan mengalahkan ego pribadi dan mengharap ridha
Allah SWT.
(Dalam sesi diskusi Ust Jalal menambahkan) , di antara suami dan istri siapa yang harus lebih sering
meminta maaf?
Tentunya yang paling banyak berdosa.
Namun demikian,
meski maaf adalah tanggung jawab kedua belah pihak, ada penekanan khusus bagi para suami untuk
lebih sering meminta maaf.. karena Ayat 64:14 tadi secara kaida ditujukan lebih utama kepada para
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
suami yang memegang peranan sebagai Qawwam dalam keluarga. Saya (Ust Jalal) membiasakan
sejak menikah hingga sekarang sebelum tidur meminta maaf kepada ummi (istri Ust Jalal) atas segala
kekurangan.
Urusan Sahabat dan musuh jangan dianggap remeh. Menjadikan rumah tangga sebagai Baiti Jannati
adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Di dalam Al Quran, Allah menggambarkan 4 tipe pernikahan.
#Keluarga 1:
Suami istri bersahabat dalam kebaikan
Yakni kisah pernikahan Rasulullah SAW dan Ibrahim a.s. Bukan hanya keluara inti (a'ilah) yang baik,
namun keluarga hingga kepada keturunan2nya dan yg tinggal bersamanya (usrah) pun dalam
keadaan baik. Bahkan Ibrahim a.s mendapatkan julukan Bapak para Nabi karena begitu banyak daei
keturunanannya yang menjadi Nabi.
Keluarga 2: Istri menjadi musuh suami
Yakni yang terjadi pada pernikahan Nabi Luth dan Nabi Nuh a.s (lihat QS. At-Tahrim (66): 10).
Dalam kondisi seperti ini, seorang suami harus tetap istiqamah dalam kebenaran, memihak
Keluarga 3. Suami menjadi musuh istri
Yakni yang terjadi pada Asiyah istri Firaun. Asiyah asala seorang yang beriman dan tetap dalam
keimanannya meski suaminya (Firaun) adalah raja jahat sepanjang masa (lihat QS. At Tahrim: 11)
Keluarga 4. Bersahabat dalam keburukan
Yakni, seperti Abu Lahab dan Ummu Jamil yang Allah rekam kisahnya dalam QS. Al Lahab. Keduanya
memang bersahabt, namun persahabatannya tidak membawa mereka ke surga, melainkan ke
neraka. Naudzubillahimindzalik.
VIII. Hakikat Suami Istri kedelapan
Amanah/Titipan dari Allah SWT...
Suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya.
Istri bertanggung jawab atas anaknya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya dari manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim (66): 6)
Selamatkan bermakna dari neraka dunia dan juga neraka akhirat.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Menyelamatkan bukan berarti sekolah favorit, mobil mewah, rumah mewah, dsb..
Sayangnya banyak manusia sering merepotkan diri sendiri...
Seringkali keinginannya lebih besar dari yang Allah minta...
Allah meminta menjaga keluarga dari neraka.. tidak wajib dengan sekolah mahal atau bermewah-
mewah... lakukan yang terbaik semampunya dengan metode yang dirasa terbaik...
Dan dalam perkara pendidikan anak, banyak orang keliru melimpahkan tanggung jawab ini hanya
kepada istrinya. Padahal, dalam Al Quran, pendidikan anak diberikan melalui ayah mereka.
Sebagaimana yang dicontohkan oleh
Ibrahim a.s (dengan Ismail dan Ishaq), Luqmanul Hakim (lihat QS. Luqman),
Ya'Qub (dengan Yusuf dan anak2nya),
Nuh a.s.
Inilah pentingnya bagi para suami untuk menyadari tanggung jawabnya sebagai pendidik utama di
rumah. Dan bagi istri tanggung jawab utamanya adalah mentaati suami dalam kebaikan dan
membantu suami dalam menunaikan tanggung jawabnya.
Allahualam Bishawab.
Hakikat Suami Istri
📆 2 Feb 2018, � Ust. Jalaludin Asy-Syatibi
� Ditulis oleh Supri dan Karin
I. Hakikat Suami dan Istri yang Pertama.
(sebagai pakaian antara satu sama lainnya)
Secara hakikat, suami dan istri keduanya memiliki peran sebagai pakaian antara satu sama lain. Dari
QS. Al Baqarah ayat 187, Allah menyebutkan yg artinya
"...mereka (istri) adalah pakaian bagimu, dan kalian adalah pakaian bagi mereka.."
Apa yang dimaksud Suami Istri sebagai pakaian?
Syaikh FahruRazi menjelaskan makna pakaian di dalam Al Quran menjadi setidaknya kepada 4
bagian.
1. Sebagai penutup aurat.
Dalam konteks suami istri, menutup aurat, memiliki makna hakiki/zhahir dan juga makna ma'nawi.
a. Makna zhahir menutup aurat
- Hendaknya suami dan istri menutup auratnya di hadapan yang bukan halalnya. Aurat suami adalah
dari pusar hingga ke lutut. Aurat istri adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan tangan (baik depan
maupun punggung tangan).
- Proses 'ibadah suami istri' adalah aurat yang harus ditutupi.
Rasulullah SAW melarang kita menceritakan apa yang terjadi kepada pihak lain.
Dalam hal ini, Allah memberikan panduan agar suami dan istri menjaga 3 waktu yang berperan
sebagai aurat. Tiga waktu ini adalah (1) Sebelum subuh (2) setelah dzuhur ketika menanggalkan
pakaian (3) setelah shalat Isya' (lihat QS. An-Nur:58)
Pada 3 waktu tersebut, Allah memerintahkan agar para anak yang belum baligh, untuk meminta izin
sebelum memasuki kamar orangtuanya. Jika anak yang belum baligh (belum akil) saja harus meminta
izin, apa lagi yang sudah baligh.
Lalu bagaimana dengan anak yang masih kecil dan belum mengerti adab mendatangi orangtuanya?
Maka hal ini adalah isyarah bahwa anak yang telah selesai masa ASI nya, hendaknya memiliki kamar
yang terpisah.
Sebegitu pentingkah?
Ya.. Suami dan istri adalah pakaian yang saling menutupi bahkan di hadapan anak usia dini. Jangan
sampai mereka merasakan, melihat, dan mendengar apa-apa yang belum layak mereka rasakan,
bahkan hingga hal sekecil desahan sekalipun.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Batas usia ideal anak untuk tetap satu kamar adalah hingga usia sapih. Usia sapih yang dimaksud
adalah 30 bulan dikurangi masa kehamilan.
Jika hamilnya 6 bulan, maka ASI setelah lahir adalah 24 bulan.
Jika hamilnya 9 bulan, maka usia sapih adalah 21 bulan.
Menyusui melebihi waktu tersebut tidak haram, hanya saja berarti istri dan suami memberikan lebih
dari yang patut disempurnakan.
b. Makna Maknawi Menutup Aurat adalah menutup segala keburukan dan kejelekan masing-masing
pasangan. Sebelum menikah, setiap dari kita memiliki lebih dan kurang.
Salah satu fungsi dari memiliki suami/istri, adalah memiliki 'pakaian' yang akan menjaga berbagai
rahasia diri, kekurangan, dan keburukan diri masing2.
Maka, seharusnya, setelah menikah seseorang akan lebih terjaga kehormatannya. Apa yang menjadi
kekurangannya terjaga , terminimalisir, bahkan seiring dengan waktu harapannya akan hilang.
Adalah bertentangan dengan hakikat suami dan istri, jika setelah menikah, aib istri justru tersebar
melalui suaminya dan aib suami justru tersebar melalui istrinya. Dalam situasi demikian, berarti
peran pakaian dalam pernikahan secara maknawi, tidak berfungsi.
2. Menghangatkan
Fungsi pakaian yang kedua adalah menghangatkan.
Rasulullah SAW beruzlah ke gua hira berhari-hari. Dalam satu masa, hingga 40 hari lamanya. Oleh
orang mekkah, gunung tempat gua Hira disebut juga sebagai Jabal Nur, gunung cahaya, karena
gunung inilah yang pertama kali menerima cahaya (letaknya paling tinggi). Letak gua hira pun adalah
tempat yang berangin kencang. Maka ketika pulang setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah
SAW berada dalam dingin yang bermakna dua hal: dingin secara fisik, dan dingin secara psikis (stres).
Maka kehadiran Khadijah ra sebagai istri Rasulullah SAW, adalah membantu Rasulullah SAW
menghilangkan rasa dinginnya.
Khadijah menyelimuti Rasulullah SAW dan menghangatkan hati Rasulullah dengan menghiburnya.
Mengingatkan Rasulullah SAW terhadap kebaikan-kebaikan beliau dab mengajak beliau menemui
paman Khadijah. Melalui paman Khadijahlah (Waraqah bin Naufal), Rasulullah SAW kemudian
diyakinkan oleh pihak lain bahwa Rasulullah berada di jalan yang benar dan beliau tidak gila.
3. Mendinginkan yang panas
Fungsi ketiga dari pakaian adalah mendinginkan yang panas.
Dalam rumah tangga, ujian dan tantangan adalah hal yang sewajaenya terjadi. Masing-masing
keluarga memiliki ujiannya masing-masing:
ada yang melalui anaknya, atau justru belum dikaruniakan anak..
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
ada yang ujiannya adalah ekonomi..
ada yang ujiannya adalah kondisi masyarakat sekitar.. dsb..
Di zaman mekkah, Rasulullah SAW diuji oleh tekanan politik yang keras. Hinggakan kondisi politik
tersebut menyebabkan Rasulullah SAW dan oara Sahabat di boikot selama 3 tahun. Dalam kondisi
seperti itu, Khadijah senantiasa hadir di sisi Rasulullah SAW untuk mendukung dakwah beliau tanpa
keraguan.
Keseluruhan taat seorang Khadijah kepada Allah telah menjadikan beliau sebagai salah satu wanita
pemuka surga. Tidak ada yang berhak menjadi pendampingnya kecuali suami yang paling mulia pula
yakni Rasulullah SAW.
4. Sebagai Perhiasan
Fungsi ke empat dari pakaian adalah sebagai penghias.
Secara hakikat, seharusnya setelah menikah baik suami dan istri akan semakin indah.
Indah dalam arti zhahir maupun bathin.
Secara zhahir:
Setelah menikah, adalah pahala bagi suami dan istri untuk semakin memperindah diri di hadapan
suami/istri masing-masing.
Fenomena yang banyak terjadi saat ini justru terkadang sebaliknya. Suami lebih memperhatikan
penampilan ketika di kantor, dan tidak merawat diri di rumah. Istri justru banyak berdandan ketika
keluar rumah, dengan parfum semerbak, sementara di hadapan suami justru sebaliknya.
Secara maknawi,
Ketika Allah telah menghadirkan suami/istri, seharusnya keindahan dalam diri kita akan jauh
semakin dalam hingga ke hati dan perbuatan.
Keindahan secara zhahir sifatnya adalah semu yang akan terkikis oleh usia dan godaan dunia lainnya.
Namun, keindahan yang bermula dari hatilah yang akan semakin menyerbakkan aroma dan warna
warni sakinah, mawaddah, dan rahmah dalam rumah tangga.
II. Hakikat Ke-Dua suami dan Istri
Istri diibaratkan sebagai ladang, dan suami diibaratkan sebagai yang menanam (petani).
Jika dalam ayat sebelumnya suami dan istri memiliki peran sama yakni pakaian, di dalam QS. Al
Baqarah ayat 223, Allah menjelaskan peebedaan hakikat antara suami dan istri. Istri diibaratkan
sebagai ladang, dan suami diibaratkan sebagai yang menanam (petani).
Ayat ini memiliki dua tafsiran makna umum.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
a. Dalam kaitannya dengan membuahkan keturunan yang baik.
Seorang petani yang ulung, maka ia akan memilih
- lahan terbaik (wanita sebagai istrinya)
- mempersiapkan lahan dengan perawatan terbaik
- benih terbaik (dari dirinya)
- di saat terbaik (bukan waktu yg diharamkan, terjaga, dsb)
- dengan cara terbaik (silahkan pelajari adab2 ibadah khusus suami istri)
Setelah benih tertanam pun, maka petani ulung akan
- memberikannya perawatan terbaik
- lingkungan terbaik
- mempersiapkan panen dengan cara terbaik
dst.
Maka, seluruh proses sejak memilih pasangan hingga anak menjadi besar adalah satu kesatuan utuh
dari harapan menuai keturunan yang shalih dan shalihah.
b. Menanam dalam kaitannya membuahkan amal shalihah dari kalimah thayyibah.
Makna kedua dari mananam di ladang adalah secara maknawi seorang suami akan menuai benih
yang ia tanamkan agar menjadi pohon yang kuat, berbuah lebat, dapat dipetik sepanjang masa.
Di dalam Al Quran, benih terbaik yang dapat kita tanam adalah kalimatan thayyibah, perkataan2
yang baik (lihat QS. Ibrahim: 24).
Seorang suami bertanggung jawab merawat, membina, membimbing istrinya dalam hal kebaikan.
Seorang petani yang ulung, akan
- memilih lahan terbaik (wanita shalihah)
- mengenali jenis tanah yang akan ia tanam (proses saling mengenal sepanjang masa)
- Benih apa yang akan ia tanam (nasehat2 kebaikan)
- kapan masa terbaik untuk menanam (seni dalam menasehati)
- bagaimana cara perawatan terbaik (pembinaan istri)
- kapan harus dituai dst.
Buah yang dapat dipetik sepanjang masa adalah buah yang dapat hidup dan merekah di berbagai
musim, musim panas, dingin, semi, gugur, kering, hujan.
Apabila seorang suami mampu membina seorang wanita sebagai istrinya dengan pembinaan terbaik,
niscaya ia akan menuai buah keberkahan bertambah-tambah, dalam 'musim' apapun, keadaan sulit
dan lapang, senang dan sedih, kaya dan cukup, dan seterusnya.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Pohon yang kuat adalah yang akarnya memancar ke bumi, dan cabangnya memancar ke langit. Maka
istri yang dituju adalah istri yang kuat pegangannya kepada Allah SWT, yang keberkahannya meluas
ke mana2, meneduhkan yang berteduh, memberi buah bagi yang membutuhkan.
Maka, hakikat seorang suami bukan hanya memberi nafkah lahir bathin, namun juga merawat
ladang yang Allah titipkan padanya, agar tercapai kebahagiaan dunia akhirat atasnya.
III. Hakikat Suami Istri bagian 3
Laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda secara fungsi dan fitrah.
"...dan laki-laki tidak sama dengan perempuan.." (QS. Ali Imran: 36)
Allah telah mempersiapkan perempuan secara fisik maupun psikis untuk (1) Hamil (2) Melahirkan (3)
Menyusui.
Sesabar dan sekuat apapun seorang laki-laki, tidak akan ada yang mampu menggantikan ketiga
peran wanita yang disebut di atas.
Sementara laki-laki Allah persiapkan fisik dan psikisnya untuk menjadi Qawwam (lihat QS.An-Nisa:
34). Seunggul apapun wanita, Qawwam adalah fitrah dan peran seorang laki-laki.
Apa yang dimaksud dengan Qawwam?
Setidaknya ada 6 hal yang perlu dipahami dari makna Qawwam. Ust Jalal mengatakan sebetulnya
ada lebih banyak dari itu.
(1). Qawwam yang berasal dari kata Qāimun, yang berarti yang mengurusi urusannya (wanita)
(2) Muaddib, yakni Pendidik. Maka seorang suami bertanggung jawab mendidik istri dan
keluarganya.
(3) Roin, yang memimpin agar yang dipimpinnya berada dalam kebaikan.
(4). Musallithun 'ala ta'dhibihim, berasal dari kata Sulthān, yang artinya adalah yang menguasai
(arena) untuk mengurusi menyayomi. Contoh: menguasai ilmu dan segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk mendidik.
(5) Mudābbir: Yang mengatur
(6) Mushlih: Yang memperbaiki, merevisi.
Dari 6 fungsi ini saja, makna Qawwam begitu dalam. Di dalam terjemah n seringkali ditulis dengan
satu kata yakni Pelindung. Harapannya para pembaca dapat menghayati makna Qawwam sebagai
pelindung yang perannya mencakup keseluruhan 6 fungsi di atas.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
IV. Hakikat Suami Istri yang ke-4
Kedudukan perempuan dan laki-laki adalah sama dalam peluang pahala.
Berbeda fungsi tidak serta merta menjadikan perempuan lebih unggul dari laki-laki atau sebaliknya.
Dalam beramal shaleh, Allah tidak membeda2kan.
"...Sesungguhnya Aku tidak menyinyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki
dan perempuan...." (QS. Ali Imrān: 195)
Asma' binti Yazid suatu hari mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya kepada Nabi SAW,
“Wahai Rasulullah, aku mewakili kaum perempuan datang menghadapmu. Jihad diwajibkan Allah
kepada kaum laki-laki. Jika menang, maka mereka akan mendapat pahala, dan jika gugur, mereka
hidup di sisi Tuhan dan memperoleh limpahan rezeki. Sementara kami, kaum perempuan, senantiasa
menemani mereka disaat suka dan duka. Lalu, apa yang kami dapatkan?”
Rasulullah kemudian bersabda,
“Sampaikanlah pada setiap perempuan yang engkau temui, bahwa menaati suami (salam kebaikan)
dan memenuhi hak-haknya bisa menyamai pahala jihad. Tapi, hanya sedikit di antara kalian yang
melakukannya.”
(diambil dari HR. Al-Bazzar)
Meskipun demikian, Allah tetap memberi peluang jihad bagi para perempuan dalam kondisi-kondisi
tertentu.
Contoh lain adalah mengenai perginya seorang perempuan ke masjid. Islam memberikan kebebasan
luar biasa. Perempuan tidak diharuskan ke masjid, tapi juga tidak pula boleh dilarang.
V. Hakikat Suami Istri kelima
Baik laki-laki maupun perempuan dapat saling mengungguli satu sama lain (lihat QS. An-Nisa: 34)..
Laki2 dapat menjadi lebih unggul dari perempuan, begitupun sebaliknya.
Pada Qs. An-Nisa :34 kata “ba’dhahum” ilmu ma’ani mafhumu mukhalafah
Unggul itu dengan apapun kelebihan yang mereka miliki, baik laki2 maupunperempuan; bisa secara
ilmu, secara ibadah, dan juga dengan nafkah...
Di dalam bahasa arab ada Idhafat, co: produk bandung, orang cianjur, rasul Allah, nua kata tapi satu
maksud.
Idhafat menyimpan makna: untuk, atau dari, atau di.
Rasulullah: utusan kepunyaan untuk Allah, dari Allah
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Ba’dhahum: Sebagian dari mereka (laki2) unggulkan , berarti sebagian dari mereka tidak unggul (non
harta)... dan Allah mengkhususkan Harta...
Tapi qawwam tetap kepada suami... suami ketika diungguli dalam hal tertentu harus menerima
dengan bijaksana...
VI dan VII. Hakikat Suami Istri keenam dan ketujuh
Suami dan Istri bisa menjadi musuh satu sama lain dan juga menjadi sahabat.
"Wahai orang2 yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak2mu ada yang menjadi
musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu
santuni serta ampuni, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang"
(QS. At-Taghabun (64): 14)
Jika istri dan anak bisa menjadi musuh, maka istri dan anak pun dapat menjadi Sahabat.
Maka tugas kita adalah bagaimana agar suami dan istri dapat menjadi Sahabat, menjadikan rumah
tangganya sebagai Baiti Jannati (rumahku surgaku).
(1). Memperbanyak Taubat
Jika menemukan bahwa rumah tangga masih jauh dari Surga, maka Allah telah mengisyarahkan
ubtuk bertaubat.
Nabi Adam a.s dan Hawa dikeluarkan dari surga, tapi kemudian keduanya bertaubat, maka Allah
berikan kepada mereka petunjuk dan jalan untuk kembali surga.
(2) Pemaaf dan banyak meminta maaf
Salah satu yang disebutkan dalam ayat di atas tadi (64:14), Allah memerintahkan untuk memaafkan
dan menyantuni.
Dalam konflik apapun, ada pihak yang merasa benar dan merasa salah. Jika merasa benar, maka
perannya adalah untuk banyak-banyak memaafkan.
Jika merasa salah, segeralah meminta maaf dengan mengalahkan ego pribadi dan mengharap ridha
Allah SWT.
(Dalam sesi diskusi Ust Jalal menambahkan) , di antara suami dan istri siapa yang harus lebih sering
meminta maaf?
Tentunya yang paling banyak berdosa.
Namun demikian,
meski maaf adalah tanggung jawab kedua belah pihak, ada penekanan khusus bagi para suami untuk
lebih sering meminta maaf.. karena Ayat 64:14 tadi secara kaida ditujukan lebih utama kepada para
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
suami yang memegang peranan sebagai Qawwam dalam keluarga. Saya (Ust Jalal) membiasakan
sejak menikah hingga sekarang sebelum tidur meminta maaf kepada ummi (istri Ust Jalal) atas segala
kekurangan.
Urusan Sahabat dan musuh jangan dianggap remeh. Menjadikan rumah tangga sebagai Baiti Jannati
adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Di dalam Al Quran, Allah menggambarkan 4 tipe pernikahan.
#Keluarga 1:
Suami istri bersahabat dalam kebaikan
Yakni kisah pernikahan Rasulullah SAW dan Ibrahim a.s. Bukan hanya keluara inti (a'ilah) yang baik,
namun keluarga hingga kepada keturunan2nya dan yg tinggal bersamanya (usrah) pun dalam
keadaan baik. Bahkan Ibrahim a.s mendapatkan julukan Bapak para Nabi karena begitu banyak daei
keturunanannya yang menjadi Nabi.
Keluarga 2: Istri menjadi musuh suami
Yakni yang terjadi pada pernikahan Nabi Luth dan Nabi Nuh a.s (lihat QS. At-Tahrim (66): 10).
Dalam kondisi seperti ini, seorang suami harus tetap istiqamah dalam kebenaran, memihak
Keluarga 3. Suami menjadi musuh istri
Yakni yang terjadi pada Asiyah istri Firaun. Asiyah asala seorang yang beriman dan tetap dalam
keimanannya meski suaminya (Firaun) adalah raja jahat sepanjang masa (lihat QS. At Tahrim: 11)
Keluarga 4. Bersahabat dalam keburukan
Yakni, seperti Abu Lahab dan Ummu Jamil yang Allah rekam kisahnya dalam QS. Al Lahab. Keduanya
memang bersahabt, namun persahabatannya tidak membawa mereka ke surga, melainkan ke
neraka. Naudzubillahimindzalik.
VIII. Hakikat Suami Istri kedelapan
Amanah/Titipan dari Allah SWT...
Suami bertanggung jawab atas istri dan anak-anaknya.
Istri bertanggung jawab atas anaknya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya dari manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim (66): 6)
Selamatkan bermakna dari neraka dunia dan juga neraka akhirat.
Materi 01 HomeSchooling Rabbani
Menyelamatkan bukan berarti sekolah favorit, mobil mewah, rumah mewah, dsb..
Sayangnya banyak manusia sering merepotkan diri sendiri...
Seringkali keinginannya lebih besar dari yang Allah minta...
Allah meminta menjaga keluarga dari neraka.. tidak wajib dengan sekolah mahal atau bermewah-
mewah... lakukan yang terbaik semampunya dengan metode yang dirasa terbaik...
Dan dalam perkara pendidikan anak, banyak orang keliru melimpahkan tanggung jawab ini hanya
kepada istrinya. Padahal, dalam Al Quran, pendidikan anak diberikan melalui ayah mereka.
Sebagaimana yang dicontohkan oleh
Ibrahim a.s (dengan Ismail dan Ishaq), Luqmanul Hakim (lihat QS. Luqman),
Ya'Qub (dengan Yusuf dan anak2nya),
Nuh a.s.
Inilah pentingnya bagi para suami untuk menyadari tanggung jawabnya sebagai pendidik utama di
rumah. Dan bagi istri tanggung jawab utamanya adalah mentaati suami dalam kebaikan dan
membantu suami dalam menunaikan tanggung jawabnya.
Allahualam Bishawab.
Komentar